Watugaluh, 28 February 2024. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga yang demokratif serta bertangungjawab.
Kesenian adalah suatu usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan dan seni itu dijalankan pula daripada estestika. Dalam islam ada kesenian biasa disebut “Seni Hadroh” yang biasa dinyanyikan dalam Bahasa Arab yang mengandung pujian kepada Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Seni hadroh kini telah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia, karena mayoritas bangsa Indonesia adalah umat islam yang hingga saat ini masih mempertahankan seni sebagai aset budaya bangsa dan agama.
Fungsi seni Hadroh tidak hanya sekedar hiburan, tetapi menjadi perekat hubungan (ukhuwah islamiyah) antar masyarakat islam. Selain itu seni hadroh telah menjadi sarana berzikir kepada Allah dengan lantunan lantunan pujian kepada Sang Pencipta Alam dan Rasul-Nya.
Berdasarkan pemikiran di atas, kami Panitia Akhirussanah Pondok Pesantren FALAHUL MUHIBBIN, Dies Natalis SMP-SMK Islam Mbah Bolong akan mengadakan kegiatan lomba Festival Sholawat Al-Banjari Tingkat SD-MI Se Jawa Timur. Kegiatan tersebut merupakan upaya mempertahankan seni islami yang telah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia.
Hafidhatun Nadhiroh selaku ketua panitia pelaksana Dalam wawancara singkatnya, Fesban atau festival banjari merupakan ajang unjuk keterampilan seni al-banjari sebagai bentuk apresiasi para yang ditujukan untuk para peserta tingkat SD-MI Se Jawa Timuryang telah berpartisipasi dan juga panitia penyelenggara Fesban. Terdapat tiga komponen dalam Fesban yaitu peserta/penampil al-banjari, kemudian ada juga juri yang menilai penampilan, dan kehadiran para penonton. Tiga komponen itulah yang dikemas dalam acara Fesban.
Unsur yang diperhatikan dalam kesenian Fesban ini meliputi unsur adab, unsur vocal, dan unsur terbang(rebana). Ketiga unsur tersebut sangat berperan penting untuk penampilan al-banjari itu sendiri yang kemudian akan diapresiasi oleh juri dalam bentuk penilaian juga apresiasi dari para penonton Fesban. Peserta festival banjari tersebut diikuti sekitar 25 Tim yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur, Ujarnya.
Dalam
acara tersebut di awali dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an, dilanjutkan
dengan sambutan dari kepala sekolah SMP Islam Mbah Bolong, Bapak Safak Efendi
M.Pd.I selaku Kabid Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Kabupaten Jombang Dan KH Nur Hadi (Mbah Bolong) selaku pengasuh
pondok pesantren Falahul Muhibbin.
Sambutan
pertama disampaikan oleh Kepala sekolah SMP Islam Mbah Bolong Bapak Muhammad
Edy Wahyudin S.Pd. Dalam sambutannya beliau menyampaikan kegiatan tersebut
dijadikan wadah bagi siswa untuk mengembangkan, mengoptimalkan potensi-potensi
yang ada serta membentuk karakter-karakter siswa yang nantinyabisa dimanfaatkan
serta berperan penting dalam masyarakat. Dalam hal ini selaras dengan
pilar-pilar pendidikan karakter yakni olah pikir, olah rasa, olah karsa dan
olahraga yang implementasinya kita sebagai tenaga pendidik menguatkan
murid-murid kitadari segi kekuatan berfikir atau kognitif maupun kekuatan batin
yakni kompetensi sosial (emotional ) dan juga kerja sama antar tim yang
nantinya kita harapkan murid-murid kita memiliki kemampuan yang kita sebut
dengan kemandirian, Ujarnya.
Untuk sambutan yang kedua disampaikan oleh Safak Efendi M.Pd.I, selaku Kabid bidang pembinaan Sekolah Menengah Pertama Kabupaten Jombang. Dalam sambutannya beliau menyampaikan dengan adanya kegiatan festival banjari yang dikemas dalam acara ulang tahun menjadikan pola-pola khusus yang semacam ini adalah merupakan harapan dari dinas pendidikan yang nantinya dikembangkan secara kedalam karena ini merupakan keunggulan local dalam sekolah sekaligus keunggulan local yang ada pada kabupaten Jombang. Ujarnya.
Selanjutnya beliau menyampaikan pendidikan yang diharapkan pada saat ini adalah ada dua, pertama pedidikan itu dikemas dalam program ektrakurikuler dan yang kedua dalam bentuk P5, imbuhnya. Salah satu pengembangan dalam P5 adalah pengembangan karakter yang bukan hanya sepintas pelajaran dan selesai dan berlalu begitu saja, imbuhnya.
Pada sambutan terakhir yakni KH Nur Hari (Mbah Bolong) selaku pengasuh Pondok Pesantren Falahul Muhibbin, dalam sambutannya beliau menyampaikan tiga hal yakni pertama mengucapkan selamat datang yang ditujukan kepada perwakilan dari Dinas pendidikan Jombang, yang kedua beliau mengucapkan terimakasih kepada dewan juri semoga dilancarkan dalam penjurian dari awal hingga akhir acara dan atas nama lembaga pendidikan beliau menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan yang berada di yayasan Pondok Pesantren Watugaluh Diwek ini. Dan yang ketiga beliau mendoaakan khususnya untuk yang mengikuti lomba dan umumnya untuk semuanya di beri Alloh Ilmu manfaat dan barokah, menjadi anak yang sholeh-sholihah. Beliau juga menyampaikan bahwa sholawat haru dibaca dengan serius tidak boleh main-main. Orang yang membaca sholawat pahalanya tidak bisa dihitung. Pahala orang yang bersholawat ibarat tetesan hujan dari langit sehingga pahalanya tidak bisa dihitung, ujarnya.
Dalam pelaksaannya, peserta masing-masing grup beranggotakan maksimal 10 orang. Dengan membawakan 2 lagu berbahasa Arab dan sebuah jingle dengan durasi 10 menit. Selain itu, peserta harus membawa peralatan sendiri dan wajib menyerahkan teks lagu ke panitia. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.
Hasil
pun diperoleh. Juara 1 diperoleh oleh Fardal Al Ambari (BOCIL FA) (93),
dilanjut juara 2 diraih SD Plus Darulm Ulum Jombang (92,5) dan Juara 3 MI
Islamiyah Al Wathaniyah (92). Sementara itu, Harapan 1 diraih SDIT Al-Kautsar
(91), dilanjut Harapan 2 MI Al-Muawwanah
(90,5) dan terakhir, Best Jingle diraih oleh SDIT Terpadu Al-Khalifa
(90).
0 Komentar